SLEMAN — Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Sleman akan menelusuri produsen bahan makanan berbahaya yang produknya beredar di wilayah Sleman. Pemerintah akan memutus rantai peredaran bahan makanan tidak layak konsumsi yang sangat membahayakan kesehatan masyarakat itu.
Kepala Disperindagkop Pustopo menyatakan, penelusuran itu dilakukan menyusul adanya temuan mi kuning basah yang mengandung formalin, dalam pantauan yang digelar di Pasar Sleman, Selasa (2/12/2014). “Dari hasil uji sampling, kami akan menelusuri asal produksinya,” ujar Pustopo.
Salah satu penjual mi kuning basah di Pasar Sleman, Warsih, mengaku mendapatkan stok mi dari wilayah Magelang, Jawa Tengah. “Kalau enggak laku, saya masukkan ke kulkas. Bisa tahan satu sampai dua hari,” kata warga Denggung, Tridadi, Sleman itu saat ditemui di Pasar Sleman, Selasa.
Saat petugas dari tim terpadu pemantauan bahan berbahaya mengambil sampel mi kuning basah, Warsih mengaku mi tersebut biasanya dimasak menjadi mi rebus atau goreng. “Yang ini sudah laku,” ucap perempuan 54 tahun itu sambil menunjukkan satu plastik besar mi kuning basah di belakangnya.
Informasi yang didapat dari para pedagang dijadikan petunjuk awal penelusuran produsen bahan makanan berbahaya. “Kalau benar dari Magelang, kami akan koordinasi dengan Disperindagkop Magelang. Harapannya, kalau suplai bisa dihentikan, peredaran bahan makanan berbahaya tidak terus berlanjut,” kata Pustopo.
Tim terpadu pemantauan bahan berbahaya terdiri dari Disperindagkop, Dinas Pasar, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, serta Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Selain itu, didukung pula Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jogja dan Balai Besar Veteriner Jogja.
Tim mengambil beberapa sampel bahan makanan, di antaranya mi kuning basah, bakso, dawet, cincau, kerupuk, buah anggur dan apel, saos, dan lainnya. Berdasarkan tes cepat yang dilakukan tim dari BBPOM, ditemukan tiga jenis bahan makanan yang positif mengandung bahan berbahaya. Selain mi kuning basah yang positif formalin, ada juga krupuk dan rengginang yang mengandung rhodamin atau pewarna tekstil.
Tim juga menemukan beberapa produk makanan sudah kedaluwarsa, seperti teh celup dan tepung bumbu. “Pedagang berjanji akan dikembalikan ke suplier. Nanti pertengahan bulan ini akan kami pantau lagi,” ungkap Pustopo.
Pustopo menambahkan, operasi pasar pada Selasa juga dilakukan di Pasar Tempel dan Pasar Pakem. “Kami akan mengecek peredaran bahan makanan yang berbahaya dan tidak layak konsumsi. Misalnya karena sudah kadaluarsa, kemasannya rusak, dan tidak punya izin edar,” ucap dia.
Sumber artikel diambil dari harianjogja.com di link ini
Kepala Disperindagkop Pustopo menyatakan, penelusuran itu dilakukan menyusul adanya temuan mi kuning basah yang mengandung formalin, dalam pantauan yang digelar di Pasar Sleman, Selasa (2/12/2014). “Dari hasil uji sampling, kami akan menelusuri asal produksinya,” ujar Pustopo.
Salah satu penjual mi kuning basah di Pasar Sleman, Warsih, mengaku mendapatkan stok mi dari wilayah Magelang, Jawa Tengah. “Kalau enggak laku, saya masukkan ke kulkas. Bisa tahan satu sampai dua hari,” kata warga Denggung, Tridadi, Sleman itu saat ditemui di Pasar Sleman, Selasa.
Saat petugas dari tim terpadu pemantauan bahan berbahaya mengambil sampel mi kuning basah, Warsih mengaku mi tersebut biasanya dimasak menjadi mi rebus atau goreng. “Yang ini sudah laku,” ucap perempuan 54 tahun itu sambil menunjukkan satu plastik besar mi kuning basah di belakangnya.
Informasi yang didapat dari para pedagang dijadikan petunjuk awal penelusuran produsen bahan makanan berbahaya. “Kalau benar dari Magelang, kami akan koordinasi dengan Disperindagkop Magelang. Harapannya, kalau suplai bisa dihentikan, peredaran bahan makanan berbahaya tidak terus berlanjut,” kata Pustopo.
Tim terpadu pemantauan bahan berbahaya terdiri dari Disperindagkop, Dinas Pasar, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, serta Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Selain itu, didukung pula Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jogja dan Balai Besar Veteriner Jogja.
Tim mengambil beberapa sampel bahan makanan, di antaranya mi kuning basah, bakso, dawet, cincau, kerupuk, buah anggur dan apel, saos, dan lainnya. Berdasarkan tes cepat yang dilakukan tim dari BBPOM, ditemukan tiga jenis bahan makanan yang positif mengandung bahan berbahaya. Selain mi kuning basah yang positif formalin, ada juga krupuk dan rengginang yang mengandung rhodamin atau pewarna tekstil.
Tim juga menemukan beberapa produk makanan sudah kedaluwarsa, seperti teh celup dan tepung bumbu. “Pedagang berjanji akan dikembalikan ke suplier. Nanti pertengahan bulan ini akan kami pantau lagi,” ungkap Pustopo.
Pustopo menambahkan, operasi pasar pada Selasa juga dilakukan di Pasar Tempel dan Pasar Pakem. “Kami akan mengecek peredaran bahan makanan yang berbahaya dan tidak layak konsumsi. Misalnya karena sudah kadaluarsa, kemasannya rusak, dan tidak punya izin edar,” ucap dia.
Sumber artikel diambil dari harianjogja.com di link ini
--------------------------------------oOo--------------------------------------
We are provides a reagent (chemical solution) or test kit for rapid analysis of certain materials including Formalin Test Kit, Methanil Yellow Test Kit, Borax (Boraks) Test Kit, Rhodamine B Test Kit, and many others kind of food security test kit. Our product merck is "Easy Test Kit" and we have produce and distribute this products in 2009 and there is many customers have been used our products. More info and order contact please call us at +6285310135381 or +6285779721597 or email at easy4test@gmail.com or easy4test@yahoo.com. A lot of information about Easy Test Kit Product can you read detail at Easy Test Kit Website OR Test Kit Shop and a lot of information on the use of hazardous banned additives in Indonesia can read details on THIS LINK.
More info and order contact please call us at +6285310135381 or +6285779721597 or email at easy4test@gmail.com or easy4test@yahoo.com
Tag: dangerous food additive, food safety info, food additives, additives info, dangger additives, health info, formalin, boraks, methanil yellow, rhodamine b, test kit, rapid analysis
0 comments:
Posting Komentar